Blogger Widgets Cursor 11

Categories

Selasa, 24 Januari 2012

RADIO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata radio merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing lagi buat kita semua. Perkembangan dunia radio sudah sedemikian pesat. Baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Jumlah yang selalu bertambah dan banyak, serta pemenuhan akan kebutuhan teknologi terkini selalu di ikuti media radio. Maka tidak mengherankan jika ada pakar komunikasi yang menyatakan bahwa radio merupakan media yang penuh dengan dinamika, dinamis dan selalu dapat mengikuti perkembangan jaman.
Radio menjadi salah satu alat komunikasi yang cukup dibilang murah. Karena murahnya, hampir tiap orang memiliki radio di rumahnya, entah dalam bentuk radio portable yang bisa dibawa kemana-mana, radio yang menjadi satu dengan tape recorder, radio yang ada di handphone, atau radio yang bisa didengar melalui internet.
Penggunaan media radio tidak terlepas dari prinsip komunikasi karena radio adalah sarana komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan dari suatu sumber kepada pendengarnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengemasan pesan pendidikan melalui radio?
PEMBAHASAN
A. Media Radio
Radio adalah alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Bentuk radio sangat beragam tapi secara sederhana bisa dibagi kedalam dua bagian besar. Pertama radio sebagai alat penerima informasi yang kedua radio sebagai pemberi informasi istilah yang baku untuk yang kedua ini adalah stasiun radio.
Radio sebagai alat penerima informasi biasanya terdiri dari alat pengatur pencarian gelombang (tunning), pengatur keras suara (volume), antena penerima, sound, output dan input.
Radio sebagai pemberi informasi atau stasiun radio adalah media tempat mengelola informasi yang menggunakan frekuensi sebagai media penyampaian informasinya.
B. Keunggulan radio
Bersifat langsung, yakni pendengar bisa langsung mendengarkan informasi yang disiarkan. Detik itu kita bicara detik itu juga pendengar bisa mendengarkan apa yang kita bicarakan.
Cepat, radio punya sifat cepat karena dia menggunakan ranah publik yakni frekuensi sebagai alat antar informasinya tidak seperti media cetak yang menggunakan kertas.
Tanpa batas, radio punya karakter kekuatan seperti ini karena yang menjadi alat antar informasinya gelombang elektromagnetik yang bisa diakses atau didengarkan di mana saja dan kapan saja. Radio bisa didengarkan sambil menegerjakan pekerjaan yang lain radio pun karena menggunakan audio atau suara memudahkan orang-orang yang tidak dapat membaca untuk mendapatkan informasi.
Murah, radio media komunikasi yang murah dibandingkan dengan media komunikasi-informasi lainnya. Radio cukup dengan sekali membangun stasiun yang bermodal rendah bisa dipakai bertahun-tahun media yang lain butuh ongkos produksi yang besar setiap menyampaikan informasi.
C. Penggunaan Media Radio
Penggunaan media radio tidak terlepas dari prinsip komunikasi karena radio adalah sarana komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan dari suatu sumber kepada pendengarnya.
Menurut Harold D. Lasswell komunikasi pada dasarnya menjelaskan “siapa?”, “mengatakan apa?”, “dengan saluran?”, “apa?”, “kepada siapa?” dan “dengan akibat atau hasil apa?”. Dengan demikian komunikasi merupakan suatu kegiatan atau proses pembentukan penyampaian, penerimaan dan pengolahan proses yang terjadi dalam diri seseorang dan/atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
Program radio tidak memberikan kesempatan kepada pendengar atau peserta belajar untuk memberikan respon secara langsung dan karena sifat media ini hanya satu arah maka pengemasan pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut harus komunikatif dan dapat menarik sehingga pendengar tidak bosan dalam mengikuti program yang disampaikan.
Schramn (1974) menyatakan agar tujuan komunikasi berhasil perlu dilihat dari dua sisi, yaitu sudut kepentingan sumber dan dari sudut kepentingan penerima. Dari sisi kepentingan sumber, yaitu (1) memberi informasi, (2) mendidik, (3) menghibur, dan (4) menganjurkan suatu tindakan. Sedangkan bila dilihat dari sudut penerima, yaitu (1) memahami informasi, (2) mempelajari, (3) menikmati, dan (4) menerima atau menolak anjuran (Sendjaja : 1993).
Bertitik tolak dari pendapat Schramn di atas maka dalam menentukan tujuan program pendidikan (pembelajaran) dilihat dari sudut kepentingan sumber, apakah program yang dikemas sudah berisi (1) informasi yang berguna bagi pendengar/pemirsa atau kelompok belajar, (2) mendidik pendengar/pemirsa dalam hal ini peserta kelompok belajar dengan baik, (3) apakah program ini memberikan hiburan bagi pendengarnya sehingga menarik dan tidak membosankan, dan (4) apakah program ini menganjurkan tindakan atau suatu kegiatan setelah mendengarkan siaran? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang perlu dijawab dalam mengemas program pendidikan/pembelajaran.
Theo Stokkink (1997) melihat bahwa fungsi media massa harus bekerja dengan baik sebagai dunia gagasan, sebagai media pendidikan, mendidik dengan menggunakan konsep dan fakta-fakta. Dari gambaran peristiwa secara dramatis, kepada pencarian pemikiran politik aktual, radio mampu menyajikan berbagai pokok pembicaraan yang dapat didiskusikan dengan membawa orang belajar pada suatu tempat yang telah ditentukan sebelumnya melalui himpunan pengetahuan yang diberikan.
Hal di atas akan dapat terlaksana sebagai contoh media radio bersifat imanjinatif dan bersifat pribadi dapat menyapa setiap pendengar secara individu. Pendengar membawa radio mereka di mobil, di rumah dan di tempat tidur. Bila dihubungkan dengan imajinasi radio memperlihatkan kekuatannya yang besar sebagai media. Radio menuntut partisipasi aktif pendengarnya dalam membangun suatu pengalaman tentang pandangan, daya penciuman, dan sensasi yang dihasilkan oleh media suara murni. Disebabkan suara yang buta maka pendengarnya mencoba untuk menvisualisasikan apa yang didengarnya dan mencoba menciptakan si pemilik suara dalam bayangan mereka sendiri. Karena radio memiliki fasilitas yang menakjubkan dalam menciptakan ilustrasi dalam pikiran pendengarnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kata-kata yang digunakan dapat menggambarkan suatu suasana secara visual, penyebaran berita dan daya penggunaan kata-kata juga dapat menimbulkan suasana emosional.
D. Pesan
Fisher (1986 : 365) mengingatkan bahwa pesan dalam model mekanistis ditransformasikan pada titik-titik (saat-saat) penyandian dan pengalihan sandi sehingga pesan itu sendiri berupa pikiran atau ide berada pada suatu tempat dalam sistem jaringan syaraf (neorophysiological) dari sumber/penerima dan setelah penyandian terjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalam rangkaian getaran udara (gelombang suara) dan sinar-sinar cahaya yang terpantulkan. Alat pengalihan sandi pada sumber/penerima mentransformasikan fenomena energi fisik itu kembali ke dalam kata petunjuk paralinguistik, isyarat dan pikiran. Tetapi, dalam bentuk energi fisik antara sumber/penerima, maka pesan itu bukanlah merupakan pikiran, bukan pula berupa kata-kata. Akan tetapi ia merupakan seperangkat isyarat (signals) fisik.
Pesan adalah sesuatu yang dikirimkan dan atau diterima sewaktu tindakan komunikasi berlangsung. Pesan dapat dikirimkan baik melalui bahasa verbal maupun non verbal. Pesan juga merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai makna. Maka apabila pesan tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Tetapi perlu disadari bahwa suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang menerimanya.
Ruben (1992) hanya menyebutkan lima unsur yang mempengaruhi pesan, yaitu origin, mode, physical character, organization dan novelty. Pada dasarnya pesan pendidikan melalui radio dapat dikemas berdasarkan unsur-unsur tersebut. Khusus untuk program pendidikan yang bersifat pembelajaran (instructional) tidak semua unsur tersebut dapat digunakan, dan apabila akan memasukkan unsur-unsur tersebut, kemasannya harus indah untuk didengar dan tidak vulgar.
Selain unsur-unsur isi pesan, struktur dan teknik penyajiannya sangat menentukan keberhasilan pesan tersebut untuk diterima pendengar. Selanjutnya Sendjaja (1993) menyimpulkan bahwa bentuk dan teknik penyajian merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan upaya persuasi. Secara umum ada dua yang perlu diperhatikan, yaitu struktur pesan dan daya tarik pesan itu sendiri.
1. Struktur Pesan
Struktur pesan mengacu kepada bagaimana mengorganisasi elemen-elemen pokok dalam sebuah pesan, yaitu sisi pesan (message sidedness), urutan penyajian (order of presentation), dan penarikan kesimpulan (drawing a conclusion).
2. Daya Tarik Pesan
Daya tarik pesan berkaitan dengan teknik penampilan dalam penyusunan suatu pesan, ide yang meliputi fear (threat) appeals, emotional appeals, rational appeals dan humor appeals. Fear (threat) appeals bila dalam menyajikan suatu pesan yang ditonjolkan unsur-unsur ancaman bahaya sehingga menimbulkan rasa takut, dan bila penekanan pesan pada hal-hal yang bersifat emosional seperti keindahan, kesedihan, kesengsaraan, cinta dan kasih sayang. Rational appeals bila pesan tersebu menekankan pada hal-hal yang logis, rasional dan faktual. Humor appeals bila penyajian pesan dikemas dalam bentuk humor, bisa saja dalam bentuk kata, kalimat, gambar, simbol atau yang lainnya yang bisa menimbulkan kesan lucu.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media radio sebagai salah satu media komunikasi massa seyogiyanya menjalankan fungsi yang sesuai dengan tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber, yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur dan menganjurkan tindakan.
Agar tujuan komunikasi berhasil perlu dilihat dari dua sisi, yaitu sudut kepentingan sumber dan dari sudut kepentingan penerima. Dari sisi kepentingan sumber, yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan menganjurkan suatu tindakan. Sedangkan bila dilihat dari sudut penerima, yaitu memahami informasi, mempelajari, menikmati, dan menerima atau menolak anjuran.
Pesan merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai makna. Maka apabila pesan tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Tetapi perlu disadari bahwa suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang menerimanya.
B. Saran
  1. Karena radio merupakan media komunikasi satu arah maka pengemasan pesan-pesan yang akan disampaikan harus komunikatif dan menarik sehingga pendengar tidak bosan dalam mengikuti program yang disampaikan.
B. Karena radio pendidikan bisanya tidak dipergunakn penuh dan langsung untuk tujuan pendidikan, seharusnya siaran khusus pendidikan diatur dengan jadwal dan kalau bisa disesuaikan dengan mata pelajaran dengan materi tertentu di sekolah secara bergantian agar siswa dapat mengakses informasi secara serempak di dalam kelas meskipun tempatnya berbeda.
C. Sebuah pertanyaan yang perlu dijawab sebelum membuat program radio, apapun bentuk dan isinya adalah “Apakah prinsip-prinsip komunikasi seperti struktur pesan dan isi pesan sudah menjadi pertimbangan ?”
DAFTAR PUSTAKA
Hilmie, Farhan. 2007. Tanggungjawab Lembaga Penyiaran. http://www.suaramerdeka.com, 25 September.
Stoklink, Theo (1997), Penyiar Radio Profesional,Yogyakarta : Kanisius.
Sadiman, Arif S dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Hardhono.A.P 2007, Potensi Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Mendukung Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia, 17 Mei

RADIO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata radio merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing lagi buat kita semua. Perkembangan dunia radio sudah sedemikian pesat. Baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Jumlah yang selalu bertambah dan banyak, serta pemenuhan akan kebutuhan teknologi terkini selalu di ikuti media radio. Maka tidak mengherankan jika ada pakar komunikasi yang menyatakan bahwa radio merupakan media yang penuh dengan dinamika, dinamis dan selalu dapat mengikuti perkembangan jaman.
Radio menjadi salah satu alat komunikasi yang cukup dibilang murah. Karena murahnya, hampir tiap orang memiliki radio di rumahnya, entah dalam bentuk radio portable yang bisa dibawa kemana-mana, radio yang menjadi satu dengan tape recorder, radio yang ada di handphone, atau radio yang bisa didengar melalui internet.
Penggunaan media radio tidak terlepas dari prinsip komunikasi karena radio adalah sarana komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan dari suatu sumber kepada pendengarnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengemasan pesan pendidikan melalui radio?
PEMBAHASAN
A. Media Radio
Radio adalah alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Bentuk radio sangat beragam tapi secara sederhana bisa dibagi kedalam dua bagian besar. Pertama radio sebagai alat penerima informasi yang kedua radio sebagai pemberi informasi istilah yang baku untuk yang kedua ini adalah stasiun radio.
Radio sebagai alat penerima informasi biasanya terdiri dari alat pengatur pencarian gelombang (tunning), pengatur keras suara (volume), antena penerima, sound, output dan input.
Radio sebagai pemberi informasi atau stasiun radio adalah media tempat mengelola informasi yang menggunakan frekuensi sebagai media penyampaian informasinya.
B. Keunggulan radio
Bersifat langsung, yakni pendengar bisa langsung mendengarkan informasi yang disiarkan. Detik itu kita bicara detik itu juga pendengar bisa mendengarkan apa yang kita bicarakan.
Cepat, radio punya sifat cepat karena dia menggunakan ranah publik yakni frekuensi sebagai alat antar informasinya tidak seperti media cetak yang menggunakan kertas.
Tanpa batas, radio punya karakter kekuatan seperti ini karena yang menjadi alat antar informasinya gelombang elektromagnetik yang bisa diakses atau didengarkan di mana saja dan kapan saja. Radio bisa didengarkan sambil menegerjakan pekerjaan yang lain radio pun karena menggunakan audio atau suara memudahkan orang-orang yang tidak dapat membaca untuk mendapatkan informasi.
Murah, radio media komunikasi yang murah dibandingkan dengan media komunikasi-informasi lainnya. Radio cukup dengan sekali membangun stasiun yang bermodal rendah bisa dipakai bertahun-tahun media yang lain butuh ongkos produksi yang besar setiap menyampaikan informasi.
C. Penggunaan Media Radio
Penggunaan media radio tidak terlepas dari prinsip komunikasi karena radio adalah sarana komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan dari suatu sumber kepada pendengarnya.
Menurut Harold D. Lasswell komunikasi pada dasarnya menjelaskan “siapa?”, “mengatakan apa?”, “dengan saluran?”, “apa?”, “kepada siapa?” dan “dengan akibat atau hasil apa?”. Dengan demikian komunikasi merupakan suatu kegiatan atau proses pembentukan penyampaian, penerimaan dan pengolahan proses yang terjadi dalam diri seseorang dan/atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
Program radio tidak memberikan kesempatan kepada pendengar atau peserta belajar untuk memberikan respon secara langsung dan karena sifat media ini hanya satu arah maka pengemasan pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut harus komunikatif dan dapat menarik sehingga pendengar tidak bosan dalam mengikuti program yang disampaikan.
Schramn (1974) menyatakan agar tujuan komunikasi berhasil perlu dilihat dari dua sisi, yaitu sudut kepentingan sumber dan dari sudut kepentingan penerima. Dari sisi kepentingan sumber, yaitu (1) memberi informasi, (2) mendidik, (3) menghibur, dan (4) menganjurkan suatu tindakan. Sedangkan bila dilihat dari sudut penerima, yaitu (1) memahami informasi, (2) mempelajari, (3) menikmati, dan (4) menerima atau menolak anjuran (Sendjaja : 1993).
Bertitik tolak dari pendapat Schramn di atas maka dalam menentukan tujuan program pendidikan (pembelajaran) dilihat dari sudut kepentingan sumber, apakah program yang dikemas sudah berisi (1) informasi yang berguna bagi pendengar/pemirsa atau kelompok belajar, (2) mendidik pendengar/pemirsa dalam hal ini peserta kelompok belajar dengan baik, (3) apakah program ini memberikan hiburan bagi pendengarnya sehingga menarik dan tidak membosankan, dan (4) apakah program ini menganjurkan tindakan atau suatu kegiatan setelah mendengarkan siaran? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang perlu dijawab dalam mengemas program pendidikan/pembelajaran.
Theo Stokkink (1997) melihat bahwa fungsi media massa harus bekerja dengan baik sebagai dunia gagasan, sebagai media pendidikan, mendidik dengan menggunakan konsep dan fakta-fakta. Dari gambaran peristiwa secara dramatis, kepada pencarian pemikiran politik aktual, radio mampu menyajikan berbagai pokok pembicaraan yang dapat didiskusikan dengan membawa orang belajar pada suatu tempat yang telah ditentukan sebelumnya melalui himpunan pengetahuan yang diberikan.
Hal di atas akan dapat terlaksana sebagai contoh media radio bersifat imanjinatif dan bersifat pribadi dapat menyapa setiap pendengar secara individu. Pendengar membawa radio mereka di mobil, di rumah dan di tempat tidur. Bila dihubungkan dengan imajinasi radio memperlihatkan kekuatannya yang besar sebagai media. Radio menuntut partisipasi aktif pendengarnya dalam membangun suatu pengalaman tentang pandangan, daya penciuman, dan sensasi yang dihasilkan oleh media suara murni. Disebabkan suara yang buta maka pendengarnya mencoba untuk menvisualisasikan apa yang didengarnya dan mencoba menciptakan si pemilik suara dalam bayangan mereka sendiri. Karena radio memiliki fasilitas yang menakjubkan dalam menciptakan ilustrasi dalam pikiran pendengarnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kata-kata yang digunakan dapat menggambarkan suatu suasana secara visual, penyebaran berita dan daya penggunaan kata-kata juga dapat menimbulkan suasana emosional.
D. Pesan
Fisher (1986 : 365) mengingatkan bahwa pesan dalam model mekanistis ditransformasikan pada titik-titik (saat-saat) penyandian dan pengalihan sandi sehingga pesan itu sendiri berupa pikiran atau ide berada pada suatu tempat dalam sistem jaringan syaraf (neorophysiological) dari sumber/penerima dan setelah penyandian terjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalam rangkaian getaran udara (gelombang suara) dan sinar-sinar cahaya yang terpantulkan. Alat pengalihan sandi pada sumber/penerima mentransformasikan fenomena energi fisik itu kembali ke dalam kata petunjuk paralinguistik, isyarat dan pikiran. Tetapi, dalam bentuk energi fisik antara sumber/penerima, maka pesan itu bukanlah merupakan pikiran, bukan pula berupa kata-kata. Akan tetapi ia merupakan seperangkat isyarat (signals) fisik.
Pesan adalah sesuatu yang dikirimkan dan atau diterima sewaktu tindakan komunikasi berlangsung. Pesan dapat dikirimkan baik melalui bahasa verbal maupun non verbal. Pesan juga merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai makna. Maka apabila pesan tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Tetapi perlu disadari bahwa suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang menerimanya.
Ruben (1992) hanya menyebutkan lima unsur yang mempengaruhi pesan, yaitu origin, mode, physical character, organization dan novelty. Pada dasarnya pesan pendidikan melalui radio dapat dikemas berdasarkan unsur-unsur tersebut. Khusus untuk program pendidikan yang bersifat pembelajaran (instructional) tidak semua unsur tersebut dapat digunakan, dan apabila akan memasukkan unsur-unsur tersebut, kemasannya harus indah untuk didengar dan tidak vulgar.
Selain unsur-unsur isi pesan, struktur dan teknik penyajiannya sangat menentukan keberhasilan pesan tersebut untuk diterima pendengar. Selanjutnya Sendjaja (1993) menyimpulkan bahwa bentuk dan teknik penyajian merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan upaya persuasi. Secara umum ada dua yang perlu diperhatikan, yaitu struktur pesan dan daya tarik pesan itu sendiri.
1. Struktur Pesan
Struktur pesan mengacu kepada bagaimana mengorganisasi elemen-elemen pokok dalam sebuah pesan, yaitu sisi pesan (message sidedness), urutan penyajian (order of presentation), dan penarikan kesimpulan (drawing a conclusion).
2. Daya Tarik Pesan
Daya tarik pesan berkaitan dengan teknik penampilan dalam penyusunan suatu pesan, ide yang meliputi fear (threat) appeals, emotional appeals, rational appeals dan humor appeals. Fear (threat) appeals bila dalam menyajikan suatu pesan yang ditonjolkan unsur-unsur ancaman bahaya sehingga menimbulkan rasa takut, dan bila penekanan pesan pada hal-hal yang bersifat emosional seperti keindahan, kesedihan, kesengsaraan, cinta dan kasih sayang. Rational appeals bila pesan tersebu menekankan pada hal-hal yang logis, rasional dan faktual. Humor appeals bila penyajian pesan dikemas dalam bentuk humor, bisa saja dalam bentuk kata, kalimat, gambar, simbol atau yang lainnya yang bisa menimbulkan kesan lucu.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media radio sebagai salah satu media komunikasi massa seyogiyanya menjalankan fungsi yang sesuai dengan tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber, yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur dan menganjurkan tindakan.
Agar tujuan komunikasi berhasil perlu dilihat dari dua sisi, yaitu sudut kepentingan sumber dan dari sudut kepentingan penerima. Dari sisi kepentingan sumber, yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan menganjurkan suatu tindakan. Sedangkan bila dilihat dari sudut penerima, yaitu memahami informasi, mempelajari, menikmati, dan menerima atau menolak anjuran.
Pesan merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai makna. Maka apabila pesan tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Tetapi perlu disadari bahwa suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang menerimanya.
B. Saran
  1. Karena radio merupakan media komunikasi satu arah maka pengemasan pesan-pesan yang akan disampaikan harus komunikatif dan menarik sehingga pendengar tidak bosan dalam mengikuti program yang disampaikan.
B. Karena radio pendidikan bisanya tidak dipergunakn penuh dan langsung untuk tujuan pendidikan, seharusnya siaran khusus pendidikan diatur dengan jadwal dan kalau bisa disesuaikan dengan mata pelajaran dengan materi tertentu di sekolah secara bergantian agar siswa dapat mengakses informasi secara serempak di dalam kelas meskipun tempatnya berbeda.
C. Sebuah pertanyaan yang perlu dijawab sebelum membuat program radio, apapun bentuk dan isinya adalah “Apakah prinsip-prinsip komunikasi seperti struktur pesan dan isi pesan sudah menjadi pertimbangan ?”
DAFTAR PUSTAKA
Hilmie, Farhan. 2007. Tanggungjawab Lembaga Penyiaran. http://www.suaramerdeka.com, 25 September.
Stoklink, Theo (1997), Penyiar Radio Profesional,Yogyakarta : Kanisius.
Sadiman, Arif S dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Hardhono.A.P 2007, Potensi Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Mendukung Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia, 17 Mei